Kiat Masyarakat Adat Tamblingan Konservasi Hutan; Identifikasi Flora dan Fauna Jadi Prasasti Digital

“Salah satu syarat yang diminta adalah pemetaan. Maka kami serius menggarap ini. Potensi yang ada di dalam hutan, flora dan fauna, kami data.
Utamanya flora, kami catat posisinya menggunakan GPS. Ada 20 orang yang kami libatkan dalam proses pendataan,” ungkap Ketua Tim 9 Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, Jro Putu Ardana.
Perihal pendataan flora contohnya.
Dalam proses pendataan, flora-flora itu dibagi menjadi empat kelompok besar.
Yakni pohon kayu dan tumbuhan rambat, perdu dan semak, bambu dan palem, serta anggrek, jamur, dan lumut.
Tim mencatat vegetasi pohon dan kayu terdiri atas 77 jenis tanaman – yang mana dua di antaranya sudah punah.
Vegetasi perdu dan semak sebanyak 44 jenis tanaman, vegetasi bambu dan palem sebanyak 16 jenis tanaman, serta vegetasi anggrek, jamur dan lumut tercatat ada 22 jenis tanaman.
Dari pendataan itu, Catur Desa menemukan fakta yang menyedihkan.
Masyarakat Adat Tamblingan melakukan konservasi Hutan Alas Mertajati dengan mengidentifikasi flora dan fauna jadi prasasti digital
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News