Walhi Bali & Bendesa Adat Intaran Menyerahkan Bukti Penting, Terminal LNG Tak Layak
bali.jpnn.com, DENPASAR - Aspirasi masyarakat Sanur, Denpasar Selatan yang menolak pembangunan Terminal LNG makin serius.
Tak cukup menyuarakan aspirasi penolakan dengan berbagai cara di Bali, masyarakat adat di kawasan Sanur menggaungkannya aksinya di Jakarta.
Bendesa Adat Intaran Sanur I Gusti Agung Alit Kencana bersama Direktur WALHI Bali I Made Krisna Dinata terbang langsung ke Jakarta, kemarin (22/9).
Didampingi tim dari Eksekutif Nasional WALHI, mereka menyambangi Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta.
"Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk menyampaikan penolakan terhadap rencana pembangunan Terminal LNG Sidakarya di Denpasar," ucap Made Krisna Dinata, Jumat (23/9)
Menurutnya, rencana pembangunan Terminal LNG itu masuk dalam kawasan mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan Pesisir Sanur.
Rombongan diterima langsung Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Ahmad Munawir.
Made Krisna Dinata memerinci dasar dari penolakan pembangunan Terminal LNG Sidakarya adalah potensi kerusakan mangrove Tahura Ngurah Rai.
Walhi Bali & Bendesa Adat Intaran Sanur menyerahkan bukti penting ke Ditjen KSDAE KLHK, Terminal LNG tak layak
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News