19 Kerbau di Area Sirkuit Mandalika Mati Mendadak, Disnakeswan NTB Duga Pneumonia
bali.jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut turun melakukan investigasi penyebab kematian 19 ekor kerbau di area Sirkuit Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Dari hasil pemeriksaan tim investigasi, gejala klinis yang muncul adalah hypersalivasi, ngorok, kembung dan mata hyperemi.
"Dari gejala tersebut dapat di duga bahwa kerbau yang mati mendadak dan yang sakit menderita pneumonia yang mengarah ke Septicemia epizootica (SE)," ujar Kepala Disnakeswan NTB Khairul Akbar di Mataram, kemarin.
Baca Juga:
Temuan ini, menurut Khairul Akbar, setelah pihaknya melakukan investigasi bersama Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, dan Dokter Hewan Puskeswan Kecamatan Pujut.
Menurut Khairul Akbar, penyakit Septicemia epizootica (SE) atau ngorok adalah penyakit infeksi akut atau menahun yang kerap ditemukan pada sapi dan kerbau.
Khairul mengatakan, belasan kerbau tersebut mati secara mendadak pada hari yang berbeda-beda.
Hasil investigasi didapatkan sejumlah informasi dari masyarakat dan pemilik ternak.
Kejadian kematian pertama pada 6 September 2021, anak kerbau usia empat bulan mati dan bangkainya dibuang ke sumur tua.
Ada juga indukan usia tiga tahun sakit, kemudian dipotong paksa pemiliknya.
Kematian 19 ekor kerbau mendadak di area sirkuit Mandalika masih menjadi tanda tanya. Disnakeswan NTB menduga karena pneumonia mengarah penyakit SE
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News