Hakim Tipikor Denpasar Vonis Terdakwa Pungli Jembatan Cekik 7 Tahun Penjara, Berat

Apabila terdakwa tidak membayar uang pengganti setelah satu bulan putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap maka harta benda terdakwa dapat disita oleh Jaksa untuk dilelang.
Jika terdakwa tidak memiliki harta benda yang mencukupi maka diganti dengan pidana penjara satu tahun.
Putusan majelis hakim tersebut lebih tinggi dua tahun dari tuntutan jaksa penuntut umum Kejaksaan Tinggi Bali yang menuntut terdakwa selama 5 tahun penjara.
Sebelumnya, terdakwa I Made Dwi Jati Arya Negara bersama dengan I Putu Nurbawa dan Ida Bagus Ratu Saputra (berkas penuntutan terpisah) didakwa secara bersama-sama melakukan pungutan liar di Jembatan Cekik Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Terdakwa Arya Negara bersama dua terdakwa lainnya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) dari Satgas Saber Pungli Polda Bali pada 11 April 2023.
Mereka ditangkap karena melakukan pungli, yakni meminta uang kepada para sopir truk yang melewati jembatan timbang Cekik dengan tarif Rp 20.000 hingga Rp 200.000 setiap kali menyeberang tergantung pelanggaran yang mereka dapatkan.
Namun, uang tersebut digunakan untuk kebutuhan pribadi mereka.
Terdakwa Arya Negara sebagai Korsatpel UPPKB Cekik menyalahgunakan kewenangannya dengan cara memerintahkan komandan regu, anggota regu dan stafnya melakukan pungutan kepada para sopir angkutan barang yang melintas.
Hakim Pengadilan Tipikor di PN Denpasar menjatuhkan vonis kepada terdakwa pungli Jembatan Cekik 7 tahun penjara, berat
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News