Kiat Masyarakat Adat Tamblingan Konservasi Hutan; Identifikasi Flora dan Fauna Jadi Prasasti Digital

Ia menganalogikan data digital serupa prasasti.
Apabila dulu prasasti ditulis pada lembaran lontar atau lempeng perunggu, maka kini prasasti dibuat dalam bentuk digital.
“Data ini prasasti juga. Kelak akan dilihat dan dibacara keturunan kita.
Hanya saja prasasti ini bentuknya digital. Meski kami masyarakat adat, kami tidak ingin memunculkan kesan primitif dan konservatif. Biarpun kami masyarakat adat, dalam hal iptek kami tidak ketinggalan,” tegasnya.
Sementara itu Dinas Kehutanan Bali menyebut, pendataan digital itu sebagai langkah maju.
Sejauh ini belum ada komunitas, apalagi masyarakat adat, yang mencatat kawasan hutan mereka secara detail.
“Selama ini yang terjadi itu adalah digitalisasi dalam bentuk kerjasama pelestarian. Misalnya program adopsi pohon. Itu sudah digital.
Tapi belum ada yang sampai melakukan identifikasi secara rinci seperti Catur Desa Adat Dalem Tamblingan,” ungkap
Masyarakat Adat Tamblingan melakukan konservasi Hutan Alas Mertajati dengan mengidentifikasi flora dan fauna jadi prasasti digital
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News