Bunga Cengkih Rontok Diguyur Hujan, Petani Gigit Jari, Ternyata Ini Penyebabnya
bali.jpnn.com, SINGARAJA - Tak ada lagi panen raya cengkih di Kabupaten Buleleng tahun ini. Padahal, biasanya panen raya terjadi tiap dua tahun sekali.
Kondisi ini terjadi lantaran pohon cengkih warga sama sekali tidak berbunga. Apesnya, saat cengkih berbunga, tiba-tiba turun hujan. Bunga cengkih akhirnya rontok.
“Biasanya kan begitu. Kalau tahun lalu tidak ada panen raya, tahun ini akan masuk panen raya. Tapi tahun ini tidak banyak panen,” kata Kelian Banjar Dinas Insakan, Desa Pedawa, Putu Ritana dikutip dari Radarbali.id
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, siklus panen raya mestinya terjadi tiap dua tahun.
Tapi, tahun ini terjadi anomali. Petani cengkih pun gagal panen cengkih. Menurutnya hal itu dipicu perlakuan tanaman yang kurang optimal.
“Ya, karena tidak ada pemupukan. Kalau toh ada pemupukan, airnya nggak cukup. Akhirnya tidak ada panen raya,” kata Sumiarta.
Menurutnya, panen cengkih hanya terjadi di beberapa desa saja di Buleleng. Sebagian besar desa penghasil cengkih, tak banyak menghasilkan cengkih.
Kondisi ini mempengaruhi harga cengkih. Harga cengkih basah saat ini disebut berkisar pada angka Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram.
Diguyur hujan lebat, bunga cengkih milik petani cengkih di Buleleng rontok. Akibatnya, harapan petani setempat bisa panen raya tahun ini gagal total
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News