Akademisi Unwar: Seruan Penggunaan Tumbler Jangan Sampai Blunder

bali.jpnn.com, DENPASAR - Kebijakan Gubernur Wayan Koster menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 9 tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah memancing reaksi publik.
Salah satu isu yang massif belakangan ini adalah munculnya gerakan penggunaan tumbler untuk menekan permasalahan sampah plastik di Bali.
Meski memiliki tujuan mulia untuk melindungi lingkungan, kritik dan pertanyaan muncul mengenai keadilan sosial serta aksesibilitas tumbler bagi semua lapisan masyarakat.
Akademisi Prodi Agroteknologi di Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi Universitas Warmadewa Denpasar I Nengah Muliarta mengungkapkan kekhawatirannya.
“Aksesibilitas tumbler menjadi tantangan bagi individu dengan kondisi ekonomi terbatas.
Harga tumbler yang bervariasi menciptakan ketidaksetaraan dalam partisipasi gerakan lingkungan ini,” ujar I Nengah Muliarta di Denpasar, Senin (14/4).
Sorotan Muliarta juga mengenai banyaknya produk tumbler yang masih terbuat dari plastik, bertentangan dengan tujuan mengurangi sampah plastik.
“Jika produk yang digunakan tidak memenuhi standar keberlanjutan, upaya kita untuk mengatasi masalah sampah plastik menjadi diragukan,” kata mantan jurnalis ini.
Nengah Muliarta menyoroti banyaknya produk tumbler yang masih terbuat dari plastik, bertentangan dengan tujuan mengurangi sampah plastik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News