Iptu Putu Carlos: Pawai Ogoh-ogoh dengan House Music Mencederai Budaya Bali
bali.jpnn.com, DENPASAR - Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit mengatakan pawai ogoh-ogoh yang digelar pada malam Pangerupukan sehari menjelang Hari Raya Nyepi, Selasa (21/3) malam lalu, perlu ada evaluasi.
Terutama terkait penggunaan house music untuk mengiringi pawai Ogoh-ogoh.
Menurut Iptu Putu Carlos Dolesgit, penggunaan alat bantu pengeras suara, seperti house music, tidak mencerminkan budaya asli Bali.
Baca Juga:
Pasalnya, esensi pawai Ogoh-ogoh adalah salah satu sarana mengusir Bhuta Kala dari bumi yang diiringi dengan gamelan atau gong Bali.
“Jadi, bukan sarana menunjukkan identitas diri dengan house music,” ujar Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit saat Jumat Curhat dengan masyarakat Desa Dangin Puri Kauh.
Ke depan, kata Iptu Putu Carlos, Polsek Denpasar Utara minta masyarakat tidak menggunakan house music dan sound system untuk mengiringi Ogoh - ogoh.
Baca Juga:
Perwakilan masyarakat, Ketut Badra dan Made Mudita, berharap kepolisian melakukan tindakan tegas terhadap kelompok masyarakat yang merusak citra Ogoh-ogoh.
“Kepolisian berharap masyarakat mengendalikan diri, berpikir positif dan selalu mengedepankan kepentingan bersama, dalam perbuatan dan tindakan,” kata Iptu Putu Carlos. (lia/JPNN)
Kapolsek Denpasar Utara Iptu Putu Carlos Dolesgit mengatakan pawai ogoh-ogoh dengan menggunakan house music dan sound system, bukan gamelan cederai budaya Bali
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News