Menteri Suharso Rilis Bahan Bakar Made in Bali, Manfaatnya Besar
bali.jpnn.com, DENPASAR - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap praktik penerapan ekonomi sirkuler khususnya pada pengolahan sampah dapat direplikasi di tempat lain sehingga target menuju Bali Zero Waste dan Bali Hijau segera tercapai.
Harapan tersebut dilontarkan Suharso saat merilis bahan bakar ‘Made in Bali’ menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF).
Keunggulan bahan bakar "Made in Bali" tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar pemanas untuk industri.
Baca Juga:
PT Kemasan Ciptatama Sempurna, salah satu produsen kemasan di provinsi Bali telah menggunakan RDF sekitar 6 ton per hari selama 4 bulan terakhir.
RDF tersebut dihasilkan dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sampahku Tanggung Jawabku (TPST Samtaku) Jimbaran dengan produksi mencapai 20 ton per hari dari kapasitas input sampah sekitar 120 ton per hari.
Sebelum mencapai TPST, sampah juga diolah di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
Dengan teknologi RDF ??????Bali dapat mencukupi kebutuhan bahan bakar yang dihasilkan lingkup lokal atau "Made in Bali".
"Sampah yang diolah bisa menghasilkan briket.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa merilis bahan bakar berbahan dasar sampah yang disebutnya made in Bali, manfaatnya besar
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News