Menteri Suharso Rilis Bahan Bakar Made in Bali, Manfaatnya Besar
![Menteri Suharso Rilis Bahan Bakar Made in Bali, Manfaatnya Besar - JPNN.com Bali](https://cloud.jpnn.com/photo/bali/news/normal/2022/04/10/menteri-ppnkepala-bappenas-suharso-monoarfa-kanan-didampingi-ugob.jpg)
Bayangkan kalau pabrik membutuhkan energi primer dari luar Bali, tentu ada ongkosnya.
Baca Juga:
Dengan briket yang berasal dari sampah yang ada di Bali mendukung ekonomi hijau dan ekonomi sirkuler, berputar di Bali, kembali lagi ke sini," ujar Suharso Monoarfa.
Saat ini sejumlah industri di Bali saat ini menerapkan RDF sebagai strategi mewujudkan Zero Waste to Landfill.
RDF menghasilkan bahan bakar pemanas atau boiler untuk perhotelan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Celukan Bawang di Buleleng, serta pabrik-pabrik yang memerlukan substitusi atau co-firing batu bara dan cangkang sawit.
Berdasarkan tes laboratorium Indocement dan Sucofindo, nilai kalori sampah hasil RDF dari TPST Samtaku sekitar 4.300 sampai dengan 6.200 kilokalori per kilogram.
Selain untuk RDF, pengolahan TPST di Bali dengan tipe MRF juga didorong untuk menjadi produk material daur ulang, pelet, pupuk kompos, maggot, dan pakan ternak.
"Ke depan, pengolahan sampah di Denpasar dapat menghasilkan RDF sebesar 200 ton per hari dan bisa menggantikan energi primer lain yang ada di Bali," papar Menteri Suharso. (antara/lia/jpnn)
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa merilis bahan bakar berbahan dasar sampah yang disebutnya made in Bali, manfaatnya besar
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News