PLN Jawa Bali Terapkan Sistem Digital untuk Tangkal Kendala Ini

Darmawan menjelaskan bahwa dulu fluktuasi listrik hanya terjadi pada demand saja, yaitu siang konsumsi listrik naik, sore turun, malam hari naik lagi, dan tengah malam konsumsi listrik turun.
Ketika masuknya pembangkit EBT, seperti listrik tenaga surya dan angin yang bersifat intermitten, membuat perseroan kian sering mengatur pengoperasian pembangkit listrik saat PLTS memproduksi listrik.
Maka pembangkit energi fosil yang dimiliki PLN akan diturunkan, lalu saat jam 2 siang produksi listrik PLTS turun, maka pembangkit energi fosil dipacu untuk menghasilkan listrik.
"Di pembangkit ada 5.000 sensor, dari 5.000 sensor itu harus dibangun suatu expert system, ini kepanasan, tekanan kurang, dan lain-lain langsung dilakukan koreksi. Tanpa adanya digitalisasi pembangkit tersebut, pembangkitnya menjadi kurang efisien," jelas Darmawan. (antara/ket/JPNN)
PLN Jawa Bali mulai menerapkan sistem digital untuk atasi kendala-kendala Ini
Redaktur & Reporter : Ni Ketut Efrata Fransiska
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News
BERITA TERKAIT
- Bali Komitmen Menyediakan Pasar Kendaraan Listrik, Regulasinya Lengkap
- PLN Kampanye Kendaraan Listrik di Bali, Solusi Mengurangi Konsumsi BBM
- PLN Ajak Semeton Bali Jajal Kendaraan Listrik Gratis, Cara Daftarnya Simpel, Ayo
- Undiksha Singaraja Gandeng PLN Terapkan EBT Jelang KTT G20
- PLN Perkuat Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi Jelang KTT G20 di Bali
- Update Sistem Kelistrikan Bali Sambut G20: Relokasi PLTG Grati, Sebar 60 SPKLU