Sebut Teologi Sampradaya Tak Jelas, PHDI Kritisi Pemerintah: Kalau Ada Masalah, Baru Cari Kami
Sebab, hal ini pernah diprakarsai tahun 1997, tetapi tidak bisa berjalan karena minimnya dukungan para pihak yang berkepentingan pada saat itu.
Sudiana berharap penulisan buku Upadesa Hindu Nusantara oleh Tim Koordinasi Buku Hindu Nusantara yang di ketuai oleh I Gusti Made Ngurah bisa segera direalisasikan.
Harapannya, buku tersebut dapat sebagai pengembangan atau seri kedua dari buku Upadesa tahun 1967 sebelumnya.
Buku Upadesa Hindu Nusantara ini nanti berisi materi Panca Sraddha dan Panca Yadnya dari semua umat Hindu lintas tradisi yang masih di gunakan hingga saat ini.
Tujuannya agar umat Hindu tidak kehilangan jati dirinya sebagai umat Hindu Nusantara yang berbhineka tunggal ika.
Sudiana berharap kedepannya PHDI Pusat dan Provinsi seluruh Indonesia dilibatkan sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat untuk mereview,
mengkaji dan meneliti kurikulum mata pelajaran Agama Hindu baik SD,SMP,SMA dan Universitas sebelum di terbitkan oleh Pemerintah Pusat.
“Ini untuk menghindari adanya sisipan ajaran Sampradaya yang akan merusak warisan tradisi Hindu di Nusantara,” pungkasnya. (rb/ara/JPR)
PHDI menyebut teologi sampradaya yang berkembang di Bali tidak jelas. Karena itu, butuh buku-buku bernapas Nusantara untuk meredam teologi asing itu berkembang
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News