PHDI Pusat Resmi Keluarkan Sampradaya dari Daftar, Ini Jawaban Lugas ISKCON
Mengingat Bali, kata dia, adalah jendela Indonesia di mata dunia dan simbol miniatur NKRI.
Mantan anggota DPRD Bali ini menambahkan, pihaknya sangat prihatin atas polemik perspektif keyakinan yang telah banyak menguras energi positif masyarakat.
"Sebagai orang Bali kami tetap menjaga daerah yang memiliki karakter mulia paras paros, menyama braya dan selalu berdampingan dengan damai.
Bahkan secara pribadi-pribadi, anggota ISKCON di Bali juga masih mengikuti adat di masing-masing desa adatnya," papar.
Mengenai tuduhan kegiatan yang dilakukan menggangu ketertiban umum, menurut Sudiara, tidak tepat sama sekali.
Pasalnya, setiap ISKCON melakukan kegiatan selalu berkoordinasi dengan otoritas yang ada dan bahkan mengundang pihak-pihak terkait.
Seperti saat perayaan Gita Jayanti (perayaan kemunculan Bhagavad Gita), Ratha Yatra, dan lainnya.
"Meskipun ada, kemungkinan itu dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dan kami siap membantu untuk menindaklanjutinya ke pihak berwajib sesuai aturan yang berlaku," ungkap Sudiara.
Terkait tuduhan transnasional, Sudiara menjelaskan bawa Perkumpulan ISKCON Indonesia memiliki kerjasama (afiliasi) dengan ISKCON yang berpusat di Mayapura, India.
Keputusan pencabutan rekomendasi dan surat pengayoman Sampradaya yang dikeluarkan PHDI Pusat mendapat tanggapan perkumpulan ISKCON Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News