Ini Cara Ampuh Redam Pandemi Menurut Lontar Kuno Versi Filolog Sugi Lanus

Hal ini sejalan dengan nasihat lisan yang kita terima secara turun-temurun: ‘’Masang gering ten dados mesu. Meneng jumah’’ Musim wabah tidak boleh keluar. Diam tenanglah di rumah
Masuk ke Protokol Karantina, ditulis Sugi Lanus, untuk mengkarantina penderita penyakit menular disiapkan pondok-pondok sederhana di pantai,
atau di luar desa, berpisah dengan keluarganya, dan tidak kembali ke desa sampai dinyatakan benar-benar sembuh.
Lontar Usada Gede, menyebutkan (hal. 77a, 81a):
“...jika ada orang yang ditimpa penyakit menular itu, oleh penguasa (raja), ditempatkan di pinggir pantai, jauh dari desa, tidak boleh dilihat oleh masyarakat desa, jangan dibiarkan lama-lama di desa, jika dibiarkan lama orang itu di desa, akibatnya semua Dewa meninggalkan desa itu...”
Masuk ke protokol Pengobatan, didalam beberapa lontar seperti Lontar Usada Cukil Daki dan Usada Ila menyebutkan resep obat untuk wabah.
Tetapi, sangat tergantung pada balian usada (penyembuh) yang akan menjalankan terapinya.
Sang penyembuh dituntun menguasai ilmu pengobatan dan cara terapi yang tepat, agar tidak salah mendiagnosis, atau agar tidak tertular.
Dalam berbagai literatur sejarah, beragam lontar karya leluhur Bali lahir untuk jadi panduan krama menghadapi wabah penyakit.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News