Ini Cara Ampuh Redam Pandemi Menurut Lontar Kuno Versi Filolog Sugi Lanus

Lontar ini selanjutnya menyebutkan orang yang meninggal karena lepra harus langsung dikubur dan baru boleh diupakarai setelah 25 tahun.
Menurut Sugi Lanus, sebenarnya pendeta dan masyarakat Bali sampai kini masih memakai pedoman protokol doa dan mantra dari masa lalu.
Jika ada wabah, masyarakat dituntun untuk menghaturkan segehan, sangu, tawur, dll. dengan panduan puja ditujukan ke Sang Hyang Ganapati untuk memohon perlindungan keluarga dan krama.
“Hal itu bisa dilihat dalam Lontar Widhi Sastra Roga Sanghara Bumi dan Widhi Sastra Sang Hyang
Swamandala,” paparnya.
Leluhur Bali memang telah teruji melewati berbagai wabah.
“Para tetua desa selalu mengingatkan untuk menutup batas- batas desa, bahkan sampai berbulan-bulan, bersepakat menjalankan isolasi diri. Jika saja mereka tidak serius, mungkin kami tidak pernah terlahir,” pungkasnya. (rb/ara/pra/JPR)
Dalam berbagai literatur sejarah, beragam lontar karya leluhur Bali lahir untuk jadi panduan krama menghadapi wabah penyakit.
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News