Kremasi Mahal, Desa Kesiman Persilakan Warga Meninggal Karena Covid-19 Diaben di Setra Adat

Jumat, 06 Agustus 2021 – 16:53 WIB
Kremasi Mahal, Desa Kesiman Persilakan Warga Meninggal Karena Covid-19 Diaben di Setra Adat - JPNN.com Bali
Suasana persiapan ngaben jenazah pasien ngaben di setra desa adat Kesiman. Petugas memakai pakain APD untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona. (Istimewa)

bali.jpnn.com, DENPASAR - Kebijakan baru dikeluarkan Desa Adat Kesiman untuk meringankan  warganya yang meninggal karena covid-19.

Desa Adat Kesiman mempersilakan keluarga pasien covid-19 yang meninggal untuk diaben di setra adat Kesiman.

Kebijakan ini untuk menyiasati mahalnya biaya kremasi dampak melonjaknya angka kematian di Bali.

“Apalagi kremasi dilakukan di luar wilayah adat Kesiman, bahkan luar Denpasar. Tentu ini sangat memberatkan warga kami,” ujar Jro Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna dikutip dari Baliexpress.id.

Desa Adat Kesiman terdiri dari 31 banjar adat maupun desa. Keputusan mempersilakan keluarga pasien covid-19 meninggal diaben di setra desa adat ditetapkan melalui paruman adat 3 Agustus lalu.

 “Contohnya seperti mekinsan di geni di krematerium atau di setra luar, butuh biaya hingga Rp 9 juta lebih. Padahal ekonomi masyarakat sekarang sedang terpuruk akibat pandemi,” kata I Ketut Wisna.

Yang membuat warga terbantu, prosesi ngaben akan tetap difasilitas desa adat. Tak terkecuali bagi warga yang keluarganya meninggal karena covid-19.

Seperti memberikan bantuan kompor dan operator saat prosesi ngaben secara gratis. Hanya saja yang perlu dimaklumi warga, desa adat tidak mengizinkan jenazah pasien covid-19 dibawa ke rumah duka.

Desa Adat Kesiman mempersilakan keluarga pasien covid-19 yang meninggal untuk diaben di setra adat. Kebijakan ini untuk menyiasati mahalnya biaya kremasi
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News