Swedia Ngotot Gabung NATO, Turki Menolak, Alasan Presiden Erdogan Menohok

bali.jpnn.com, STOCKHOLM - Partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia mengakhiri penentangan mereka selama 73 tahun untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Mereka justru berharap bisa segera mendapat akses untuk meninggalkan dekade nonblok militer setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
"Eropa, Swedia, dan rakyat Swedia sekarang hidup dalam realitas baru dan berbahaya," kata Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson dalam debat di parlemen.
Namun, PM Magdalena Andersson dan beberapa pemimpin partai lainnya menegaskan Swedia tidak menginginkan pangkalan militer NATO atau senjata nuklir di wilayahnya.
Pemerintah akan mengambil keputusan resmi untuk diterapkan di kemudian hari dan dapat melakukannya tanpa pemungutan suara di parlemen.
Finlandia pada Minggu lalu (15/5) mengonfirmasi akan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO.
Namun, rencana Swedia bergabung dengan NATO, tampaknya, berjalan tidak mudah.
Turki mengejutkan para anggota NATO lainnya dengan mengatakan tidak akan memandang positif permohonan dari Finlandia dan Swedia.
Swedia Ngotot Gabung Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO, tetapi Turki menolak, Alasan Presiden Tayyib Erdogan menohok
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News
BERITA TERKAIT
- Sergei Lavrov Pastikan Hadiri Pertemuan Menlu G20 di Bali
- Dari Jerman Presiden Jokowi Undang Pemimpin G7 Hadiri KTT G20 di Bali
- Delegasi Rusia – Ukraina Akur di Bali, Jenderal Petrus Sampaikan Pesan Penting
- Rusia & Ukraina Hadiri Puncak HANI 2022 di Bali, BNN Sentil Isu Perang
- Menlu Retno Pastikan India, Arab Saudi & Rusia Hadiri G20 FMM di Bali
- China Luncurkan Kapal Induk Fujian, Militer Tiongkok Kian Kuat