Di Balik Perusakan Pagar Sirkuit Mandalika: Warga Ngotot Bertahan Sampai Ganti Rugi Kelar
Selama belum dibayarkan, tidak mau angkat kaki dari rumahnya.
Klaim Amaq Andi, warga sebenarnya sangat mendukung pembangunan sirkuit berkelas internasional itu. Tetapi mereka juga meminta keadilan karena lahan mereka belum dibayar.
“Kami tidak meminta harga mahal tetapi sesuai appraisal. Namun, sampai saat ini tidak ada kejelasan, malahan kami diminta untuk menggugat,” tuturnya.
Untuk diketahui, ada ratusan warga yang masih terisolir di tengah proyek Sirkuit Mandalika.
Mereka terdiri dari 70 kepala keluarga (KK). Semuanya masih menunggu kejelasan dari pemerintah untuk pembebasan lahan.
“Selama ini kami tidak pernah diberikan solusi, bahkan mereka tidak mau mengakui bahwa lahan ini masih ada. Kami masih bertahan karena tidak pernah ada transaksi atau jual beli,” kata Damar, warga lainnya.
Kapolda NTB Irjen Pol Muhammad Iqbal mengklaim, skema penyelesaian lahan inklave sedang berjalan dan sekitar 85 persen sudah rampung.
Bahkan banyak juga yang sudah menerima dan membongkar sendiri bangunan mereka.
Aksi perusakan pagar Sirkuit Mandalika terkuak. Selain faktor akses jalan yang tidak tersedia, warga ngotot bertahan lantaran belum mendapat ganti rugi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News