Tahanan Tewas di Polsek Katikutana Karena Kurang Oksigen
bali.jpnn.com, SUMBA BARAT - Tewasnya tahanan Arkin Anabira (22) di Polsek Katikutana ternyata diakibatkan karena kekurangan oksigen.
Dari hasil otopsi terhadap jenazah, Tim Forensik dari Polda NTT menyatakan bahwa tahanan Arkin Anabira meninggal di dalam sel Polsek Katikutana, Polres Sumba Barat, pada awal Desember 2021 lalu diakibatkan karena kekurangan oksigen.
"Dari hasil otopsi yang kami lalukan penyebab kematian AA (Arkin Anabira, red) bukan disebabkan oleh penganiyaan tetapi karena kekurangan oksigen," kata dokter forensik dari Polda NTT AKBP dr. Edy Syahputra Hasibuan dari Sumba Barat saat melakukan konferensi pres soal kasus meninggalnya AA, Selasa (11/1).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan hasil pemeriksaan atau otopsi yang sudah dilakukan oleh tim dokter ahli forensik disaksikan oleh keluarga dan kuasa hukum korban.
Edy menjelaskan penyebab kematian korban diakibatkan lantaran terlalu banyak makan, sehingga ada sisa makanan di lambung sekitar satu liter.
Selain itu, di dalam mulut juga ditemukan setengah liter makanan yang keluar saat korban terjatuh.
"Jenazah jatuh lalu kepalanya terbentur dan kehilangan kesadaran sehingga menyebabkan jenazah muntah dan makanan masuk ke paru-paru (tersedak) yang kemudian menghambat masuknya oksigen ke tubuh,” jelas Edy.
Ditambahkan, dirinya juga memastikan terkait informasi yang beredar bahwa jenazah mengalami luka tembak dan patah tulang itu tidak benar adanya.
Tewasnya seorang tahanan di Polsek Katikutana ternyata karena kurang oksigen
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News