Penanganan Bangkai Paus Sperma yang Terdampar Hadapi Kendala
bali.jpnn.com, KUPANG - Terkait dengan penanganan bangkai Paus Sperma di Pantai Panfolok, tim dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang mengalami sejumlah kendala.
Hal ini dikarenakan posisi bangkai paus yang berada di lokasi pasang surut, sehingga proses pembakaran hanya dapat dilakukan pada saat air surut.
Oleh sebab itu, proses pembakaran yang dilakukan di Pantai Panfolok pada Senin (3/1) harus dilakukan secara berkala.
Baca Juga:
Paus Sperma ini pertama kali ditemukan oleh Oktovianus Lay pada 29 Desember lalu, pada pukul 09.00 WITA dan sudah dalam keadaan mati.
Saat ditemukan, kondisi paus sudah dalam kode 4, yakni sudah terjadi pembusukan.
“Kondisi bangkai sudah dalam kode 4 yaitu telah mengalami pembusukan tingkat lanjut," kata Plt Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Pamuji Lestari.
Pada kesempatan tersebut, tim BKKPN Kupang juga menyampaikan sosialisasi tentang jenis-jenis biota laut dilindungi kepada masyarakat yang ikut melihat penanganan Paus Sperma.
Dijelaskannya, bahwa perairan termasuk kedalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dan merupakan salah satu habitat dan koridor migrasi dari mamalia laut.
Penanganan bangkai Paus Sperma yang terdampar sejak minggu lalu, hadapi kendala
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News