Bali Butuh Listrik 1 GW, PLTS Atap Cukup Pasok Seluruh Pulau Dewata
Berdasarkan kajian IESR, potensi PLTS atap mencapai 3.200 Megawatt peak (MWp)—10.900 MWp atau sekitar 3,2 GW - 10,9 GW.
Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menambahkan bahwa potensi energi berbasis EBT lainnya di Bali juga besar.
Misalnya, PLTS dalam skala besar yang ditempatkan di atas lahan mencapai 26.000 MWp - 142.000 MWp atau 26 GW - 142GW.
Lahan yang jadi bahan penelitian IESR bukan kawasan hutan lindung, area hutan, lahan gambut, bandara, pelabuhan, dan area badan-badan air.
Kemudian, potensi pembangkit listrik yang bersumber dari air mencapai 61 MW - 256 MW.
Potensi pembangkit listrik tenaga angin di Bali mencapai 21 MW - 309 MW di ketinggian 100 meter dan 72 MW - 445 MW di ketinggian 50 meter.
Sedangkan potensi listrik dari biomassa di Bali, khususnya yang diperoleh dari limbah panen padi, kopi, cokelat, sawit, dan wood pellet dari Pohon Akasia mencapai 15 MW.
Dari semua potensi tersebut, Fabby Tumiwa menilai PLTS atap jadi teknologi yang paling mudah digunakan untuk mempercepat tujuan transisi energi.
Kebutuhan listrik Bali kurang lebih 1 GW, dari jumlah tersebut keberadaan PLTS Atap sudah cukup pasok seluruh pulau Dewata
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News