Warga Desa Ban Trauma Gempa Karangasem, Sementara Pilih Tidur Beratap Langit
Selasa, 19 Oktober 2021 – 03:23 WIB
Meski rumahnya hanya retak, tidak sampai rubuh, dia memutuskan tidur di luar rumah sementara waktu.
Tindih mengaku trauma mengingat gempa yang terjadi Sabtu dini hari lalu.
“Khawatir terjadi apa-apa.
Karena saat gempa kemarin, getarannya sangat keras sekali,” imbuhnya.
Karena itu, dia bersama kerabatnya yang lain memutuskan tidur di luar rumah berjarak 50 meter dari tempat tinggalnya.
Ada sekira 120 lebih keluarga bermukim di wilayah Banjar Jatituhu.
Banjar itu terletak di bagian atas perbukitan dan jadi salah satu wilayah yang merasakan dampak paling keras akibat gempa.
Jarak antara rumah penduduk saling berjauhan.
Warga Desa Ban, Kubu, Karangsem masih trauma dengan gempa yang terjadi Sabtu lalu. Mereka memilih tidur beratap langit sementara waktu
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News