Setahun Cuma Setor Rp 500 Ribu, Sarang Walet di Buleleng Bali Tak Lagi Menjanjikan

bali.jpnn.com, SINGARAJA - Saat pendapatan asli daerah (PAD) tergerus karena pandemi covid-19, langkah berani diambil Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng.
BPKPD Buleleng memasang target nol rupiah dari sektor pajak sarang burung walet.
“Sejak 2019 kami tidak memungut pajak sarang burung walet,” ujar Kepala BPKPD Buleleng Gede Sugiartha Widiada dikutip dari Radarbali.id.
Kali terakhir BPKPD Buleleng memungut pajak sarang walet pada 2018 silam.
Itu pun yang diperoleh jauh dari target, hanya Rp 500 ribu per tahun.
Tidak terlalu signifikan, bahkan terkesan boros biaya.
“Sementara kami harus menyiapkan petugas penagihan. Sedangkan potensi yang ada hanya Rp 500 ribu setahun. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yang didapat,” kata Sugiartha.
Sebenarnya pemerintah tidak tinggal diam untuk meningkatkan pendapatan dari sektor sarang walet.
BPKPD Buleleng memutuskan tidak lagi menarik pajak sarang burung walet lantaran yang disetor hanya Rp 500 ribu per tahun
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News