Setahun Cuma Setor Rp 500 Ribu, Sarang Walet di Buleleng Bali Tak Lagi Menjanjikan

Salah satunya menjajagi bangunan-bangunan yang ditengarai menjadi lokasi sarang.
Tetapi, di lapangan bangunan-bangunan itu lebih banyak terbengkali.
Alih-alih terdapat burung walet, bangunan itu justru lebih banyak diisi dengan sarang burung gereja.
“Sarang burung walet sudah meredup. Beda sekali saat 1990-an dan awal 2000-an,” katanya.
Ketika ditanya kenapa tidak dihapus, Sugiartha berdalih, segmen pajak tersebut masih harus dipasang. Sebab pajak itu sudah tercantum dalam peraturan daerah.
Yakni Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pajak Sarang Burung Walet.
“Selama perdanya masih berlaku, harus tetap dipasang. Solusinya targetnya kami jadikan nol rupiah. Kalau memang mau dihapus, ya perdanya harus dicabut,” pungkasnya. (rb/eps/yor/JPR)
BPKPD Buleleng memutuskan tidak lagi menarik pajak sarang burung walet lantaran yang disetor hanya Rp 500 ribu per tahun
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News