Putin Klaim Kemenangan Rusia di Mariupol, Respons Amerika Mengejutkan
Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko, mengatakan pada Kamis kemarin (21/4) bahwa hanya Presiden Putin yang bisa menentukan nasib 100.000 warga sipil yang terkepung di kota itu.
"Penting untuk dipahami bahwa masih ada orang-orang bernyawa di sana, nasib mereka berada di tangan hanya satu orang, Vladimir Putin.
Kematian yang akan terjadi sekarang, juga ada di tangan dia (Presiden Putin)," kata Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko dalam wawancara.
Kendati Presiden Putin mengklaim kemenangan besar pertama sejak pasukannya terdesak keluar dari Kiev serta kawasan Ukraina utara pada Maret, Rusia belum berhasil mencapai kemenangan seperti yang diinginkan.
Menurut Ukraina, Presiden Putin ingin menghindarkan bentrokan terakhir dengan pasukan Ukraina di Mariupol karena dirinya tidak punya cukup tentara untuk mengalahkan pasukan negara itu.
Namun, beberapa pejabat Ukraina juga menyuarakan permintaan bantuan untuk mengevakuasi para warga sipil, juga prajurit-prajurit yang terluka.
Dalam pidato larut malam kemarin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia bertindak habis-habisan supaya bisa memenangkan pertempuran, termasuk dengan mengerahkan kelompok taktis batalyon yang baru.
Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuck mengatakan 1.000 warga sipil serta 500 prajurit yang terluka perlu segera dibawa keluar dari kompleks baja tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengeklaim militer negaranya berhasil meraih kemenangan di kota pelabuhan, Mariupol, tetapi klaim itu dibantah Amerika Serikat
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News