Moeldoko Curhat Saat Pantau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di NTT, Baca Selengkapnya
bali.jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memantau pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas di SMPN 1 Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada kesempatan tersebut, Kamis (6/1), Moeldoko yang merupakan mantan Panglima TNI, membagikan kisah keberhasilannya menjadi Jenderal di TNI berkat pendidikan.
“Dulu jika saya tidak merantau ke kota untuk sekolah SMA, saya mungkin tidak akan bisa masuk Akmil (Angkatan Militer, Red) dan jadi Jenderal. Bisa-bisa saya terjebak dalam rangkaian kemiskinan panjang," tegas Moeldoko sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta.
Menurut Panglima TNI periode 2013-2015 tersebut, pendidikan merupakan elemen penting dalam pembangunan bangsa, terutama pada pembangunan sumber daya manusia (SDM).
"Bapak Presiden sangat concern pada pembangunan SDM dan menempatkannya sebagai program prioritas," jelasnya.
Untuk itu, Moeldoko mengajak para guru dan siswa agar tidak gampang menyerah menghadapi berbagai keterbatasan dalam memajukan pendidikan.
Baca Juga:
"Saya paham bapak dan ibu guru resah dengan status kepegawaiannya, saya juga memahami berbagai kekurangan sarana prasarana di sini, tapi saya minta jangan kendur untuk memajukan pendidikan. Karena hanya dengan pendidikan kondisi negara berubah," pesan Moeldoko.
Menurut informasi Kantor Staf Presiden (KSP), angka putus sekolah di Kabupaten Sumba Timur sangat tinggi. Berdasarkan angka lama sekolah pada 2019, rata-rata lama sekolah hanya 7,5 tahun atau sama dengan kelas VII. (Antara/ket/JPNN)
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan curahan hatinya saat memantau pembelajaran tatap muka terbatas di NTT, mari baca selengkapnya
Redaktur & Reporter : Ni Ketut Efrata Fransiska
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News