Kisah Imigrasi Deportasi Mak-mak Belgia, Kerap Pindah Tempat, Gagal Bayar Hotel

Sejak Agustus 2024, ia tinggal di sebuah hotel di Sanur, Denpasar.
Namun, pada September 2024, SJKN mengalami kendala pembayaran biaya penginapan sebesar Rp 10 juta.
Upaya untuk menarik dana dari rekeningnya gagal, yang menyebabkan mak-mak asing itu berkonflik dengan pihak hotel.
Petugas Imigrasi Kantor Imigrasi Denpasar kemudian mengamankan SJKN di lokasi tersebut.
Kepada tim Inteldakim Imigrasi Denpasar, SJKN mengakui membantu seorang teman menjalankan aplikasi BnB untuk komunikasi dengan klien, meski ia tidak memiliki izin untuk bekerja.
Aktivitas ini tidak sesuai dengan tujuan pemberian ITAS Investor yang dimilikinya.
Selain itu, ia juga belum melaporkan perubahan alamat tempat tinggalnya kepada Kantor Imigrasi setempat, sehingga melanggar Pasal 71 huruf (a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011.
Namun, karena proses deportasi belum dapat dilaksanakan pada kesempatan pertama, SJKN dipindahkan dan didetensi sementara di Rudenim Denpasar sejak awal November 2024.
Mak-mak ini dideportasi kembali ke negaranya, Belgia, melalui Bandara Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (20/11) lalu karena melanggar izin tinggal dan melanggar
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News