Fakta Miris Apotek Sabu-sabu: Belasan Pasien Miskin Sakau Bayar Pakai HP

"Jadi, ada yang membayar sabu-sabu yang mereka beli dan pakai dengan ponselnya.
Ada juga yang semacam gadai, akan ditebus di lain hari," beber Brigjen Gde Sugianyar.
Di mata mantan Kabid Humas Polda Bali ini, fakta tersebut tak lagi mengherankan dalam dunia transaksi narkoba.
"Dalam kasus lain bahkan ada yang menjadikan tabung gas elpiji di rumahnya sebagai barang layak jual demi ditukar dengan sabu-sabu," ulas Jenderal Polisi asal Kabupaten Gianyar, Bali ini.
Untuk barang yang digadai demi narkoba, imbuhnya, jarang sekali tertebus lantaran para pengguna memilih untuk membeli narkoba lagi saat memiliki uang ketimbang menebus gadaian.
"Saat pasien atau korban sedang sakau, akal sehat mereka hilang demi mendapatkan barang itu. Begitulah efek candu narkoba," lirihnya.
Terbongkarnya apotek sabu-sabu di Jalan Gajah Mada, Banjar Penataran, Desa Kendran, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini jadi bukti peredaran narkoba yang sudah masuk ke pedesaan.
Di rumah yang dikepalai Tom ini, hampir separo anggota keluarga turut terlibat dalam penyediaan layanan apotek sabu-sabu.
Fakta miris di balik terbongkarnya apotek sabu-sabu di Buleleng terungkap, BNNP Bali menyebut belasan pasien miskin sakau bayar pakai HP
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News