Udayana Central Diseminasi Industri Rokok Elektronik & HRA, Datanya Mengkhawatirkan
bali.jpnn.com, DENPASAR - Ketua Udayana Central dr, Putu Ayu Swandewi Astuti, MPH, Ph.D mengatakan penggunaan produk rokok elektrik makin mengkhawatirkan.
Apalagi mulai ada pencampuran bahan obat-obatan terlarang sehingga sangat tidak baik untuk masyarakat, terutama generasi muda.
Menurut Ketua Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, ini, meningkatnya penggunaan rokok elektronik tidak lepas dari gencarnya industri mempromosikan produknya dengan menggunakan berbagai strategi pemasaran.
Dalam mempromosikan produknya, industri bersama dengan aktor-aktor pendukung menggunakan klaim bahwa rokok elektrik lebih aman.
Mereka mengeklaim rokok elektrik dapat menjadi alternatif untuk berhenti merokok sehingga makin banyak anak muda yang terpengaruh lalu tertarik untuk mencoba produknya.
Berdasar data terbaru GATS 2021, prevalensi penggunaan rokok elektronik pada orang dewasa di Indonesia meningkat 10 kali dari 0.3 persen pada 2011 menjadi 3.0 persen pada 2021.
Data Survei Kesehatan Indonesia pada 2023, di Indonesia, penggunaan rokok elektronik pada usia remaja justru angkanya lebih tinggi, yaitu 8,5 persen pada remaja usia 10 hingga 18 tahun.
Berdasarkan fakta tersebut, Pusat Penelitian Center for NCDs, Tobacco Control and Lung Health (Udayana CENTRAL) Universitas Udayana mengumpulkan data untuk dijadikan database penggunaan rokok elektrik di Indonesia.
Ketua Udayana Central dr, Putu Ayu Swandewi Astuti, MPH, Ph.D mengatakan penggunaan produk rokok eletrik makin mengkhawatirkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News