Kasus DBD di Buleleng Bali Turun Drastis, 2023 Nihil Angka Kematian

Rabu, 10 Januari 2024 – 12:24 WIB
Kasus DBD di Buleleng Bali Turun Drastis, 2023 Nihil Angka Kematian - JPNN.com Bali
Aparat Desa Pemecutan Kelod, Denpasar, melakukan fogging untuk mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah selama musim hujan. Namun, Dinas Kesehatan Buleleng melarang penggunaan fogging untuk memberantas nyamuk aedes aegipty. Foto: Dok Desa Pemecutan Kelod

bali.jpnn.com, BULELENG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng mengalami penurunan drastis setelah angka yang tinggi pada 2020 lalu.

Pada 2023 lalu, dari 829 kasus DBD yang ditangani, semuanya berakhir dengan kesembuhan sehingga angka kematian menjadi nihil.

Kondisi ini terjadi karena juru pemantau jentik (jumantik) bekerja cukup efektif untuk mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah.

“Semua ini karena peran jumantik,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Buleleng I Gede Artamawan.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Buleleng akan melaksanakan gerakan satu rumah satu jumantik.

Harapannya, setiap keluarga di Buleleng memiliki kemampuan mandiri untuk mencegah keberadaan jentik nyamuk dari lingkungan mereka.

Peran jumantik Ini kata Artamawan tidak hanya di rumah masyarakat, tetapi juga digalakkan perkantoran dan fasilitas umum, untuk memantau jentik nyamuk aedes aegypti.

“Terus kami upayakan agar seluruh lingkungan di Kabupaten Buleleng terpantau oleh jumantik, di rumah-rumah dengan berkoordinasi pada pemegang wilayah.

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng Bali turun drastis dalam tiga tahun terakhir, 2023 bahkan nihil angka kematian
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News