Budi Daya Kelor di Desa Lokapaksa Buleleng: Berawal tak Mampu Berobat, Omset Puluhan Juta

Nah, kalau mau panen berikutnya harus dipangkas dan sisakan 30 sampai 40 sentimeter panjang pohonnya," ujarnya.
Dalam setahun pohon kelor bisa panen sepuluh kali dengan durasi berselang 35 hari sekali.
“Kalau hama saya kira tidak begitu sulit menangani.
Paling hamanya ulat pemakan daun dan rayap.
Kalau ulat kita biarkan saja toh nanti jadi kepompong, tetapi kalau mengusir rayap kita punya caranya dan tanpa merusak atau membunuh rayapnya," ungkapnya.
Untuk hasil rata-rata panen sebulan dan harga jual kelor lanjut bagus sekali.
Sekali panen bisa mencapai 500 kilogram dengan kondisi daun masih basah dan sudah dipisahkan dari tangkainya.
Harga per kilogram mencapai Rp 6 ribuan.
Menilik budi daya pohon kelor di Desa Lokapaksa, Seririt, Buleleng: berawal saat keluarganya tak mampu berobat, omset kini mencapai puluhan juta
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News