Daniel Ginting Tentang Nuraeni HG dan Durhaka Seni Rupa Indonesia
Sambil menggeser kembali posisi duduk, saya menangkap apa yang dikatakan Nuraeni, seperti ada perubahan peran dengan mengganti atau tetap tokohnya tergantung pada kebutuhan jalan cerita yang ingin disampaikan.
Karena pada dasarnya baik Nuraeni dan Hendra Gunawan sama-sama ingin menyuarakan, bukan sekedar memperagakan dari tokoh-tokoh yang dihadirkan.
Saya jadi teringat, ketika almarhum Eddy Soetriyono seorang penulis dan kurator seni rupa yang telah lama mengikuti perjalanan kekaryaan Hendra Gunawan.
Eddy Soetriyono pernah mengatakan kepada saya, bahwa pada dasarnya karya-karya Hendra Gunawan memiliki beberapa ciri khas, di mana ciri khas itu hadir sekaligus sebagai penanda.
Makin memperkuat pendapat Eddy Soetriyono ini sudah pernah didiskusikan dengan Nuraeni.
Kala itu menurut Eddy bahwa Nuraeni membenarkan hasil pengamatannya.
Maka bukan semakin mempertajam pendapat Eddy Soetriyono, saya pun akhirnya meyakini Nuraeni memang pemegang kunci untuk membuka pintu, masuk ke dalam lebih jauh untuk memahami karya Hendra Gunawan yang sebenarnya.
Secara kekaryaan menurut Rizki A. Zaelani, karya-karya Nuraeni adalah imajinasi tentang bidang lukisan sebagai jendela, dipahami secara jelas dan langsung sebagai ruang dan dinding penjara yang memisahkan dirinya dengan realitas hidup yang dipahami oleh masyarakat secara umum.
Sejarah hidup sang maestro seni lukis Hendra Gunawan, Daniel Ginting, mengungkap tentang Nuraeni HG dan durhaka seni rupa Indonesia
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News