Hasil Pemetaan Udara Dampak Banjir Bandang DAS Biluk Poh Jembrana 600 Hektare
bali.jpnn.com, JEMBRANA - Banjir bandang yang terjadi di Jembrana pertengahan bulan Oktober 2022 lalu ternyata dampaknya sangat parah.
Salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan paling parah adalah Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali.
Dua daerah ini tepat berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Biluk Poh, Mendoyo.
Parahnya kerusakan yang terjadi setelah beberapa instansi melakukan pemetaan udara, Selasa lalu (1/11).
Pemetaan udara dilakukan Gerakan Gerakan Fly for Humanity bekerja sama dengan Pusat Riset Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana (Unud) dan BPBD Bali.
Pemetaan udara daerah terdampak banjir bandang menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan istilah drone.
Baca Juga:
Dari hasil foto drone, estimasi luasan areal yang terdampak banjir bandang mencapai 600 hektare.
“Kita gunakan drone dengan resolusi tinggi. Drone mengambil foto dan video di sepanjang Sungai Biluk Poh,” ujar penggagas gerakan Fly for Humanity, Septian Firmansyah, dilansir dari laman Pemkab Jembrana.
Hasil pemetaan udara menggunakan Unmanned Aerial Vehicle alias drone, dampak banjir bandang DAS Biluk Poh Jembrana mencapai 600 hektare
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News