Hasil Pemetaan Udara Dampak Banjir Bandang DAS Biluk Poh Jembrana 600 Hektare

Kamis, 03 November 2022 – 20:17 WIB
Hasil Pemetaan Udara Dampak Banjir Bandang DAS Biluk Poh Jembrana 600 Hektare - JPNN.com Bali
Dampak banjir bandang yang menerjang daerah aliran sungai (DAS) Biluk Poh Tegal Cangkring, Mendoyo, Jembrana masih terlihat dan belum semua diperbaiki. Total 600 hektare lahan terdampak banjir. Foto: Ali Mustofa/JPNN.com

bali.jpnn.com, JEMBRANA - Banjir bandang yang terjadi di Jembrana pertengahan bulan Oktober 2022 lalu ternyata dampaknya sangat parah.

Salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan paling parah adalah Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali.

Dua daerah ini tepat berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Biluk Poh, Mendoyo.

Parahnya kerusakan yang terjadi setelah beberapa instansi melakukan pemetaan udara, Selasa lalu (1/11).

Pemetaan udara dilakukan Gerakan Gerakan Fly for Humanity bekerja sama dengan Pusat Riset Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana (Unud) dan BPBD Bali.

Pemetaan udara daerah terdampak banjir bandang menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan istilah drone.

Dari hasil foto drone, estimasi luasan areal yang terdampak banjir bandang mencapai 600 hektare.

“Kita gunakan drone dengan resolusi tinggi. Drone mengambil foto dan video di sepanjang Sungai Biluk Poh,” ujar penggagas gerakan Fly for Humanity, Septian Firmansyah, dilansir dari laman Pemkab Jembrana.

Hasil pemetaan udara menggunakan Unmanned Aerial Vehicle alias drone, dampak banjir bandang DAS Biluk Poh Jembrana mencapai 600 hektare
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News