Udeng dan Endek Kian Mendunia, Cara KPK Ini Layak Diapresiasi
Arah kanan dipercaya merepresentasikan kebaikan dalam menjalani kehidupan.
Pada ikatan tengah kening memiliki makna pemusatan pikiran.
Sementara, ikatan yang menunjuk ke arah atas merupakan representasi dari pikiran yang lurus ke atas sebagai bentuk pemujaan kepada Tuhan Sang Pencipta Kehidupan.
Dalam konteks pemberantasan korupsi, bagian depan udeng yang lancip dan tegak lurus ke atas dimaknai sebagai komitmen integritas, kejujuran, dan pengawasan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Harapannya setiap orang yang memakainya bisa menjauhi tindak pidana korupsi dalam setiap aktivitas sehari-hari karena tuhan selalu mengawasi," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.
Sama halnya dengan udeng, kain endek juga memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Bali karena digunakan untuk kepentingan ritual adat.
Endek berasal dari kata ‘gendekan’ atau ‘ngendek’ yang artinya diam atau tetap.
Kain endek dibuat dari benang sutra yang membentuk pola-pola berwarna emas atau perak.
Udeng dan kain endek kian mendunia setelah dikenalkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di ajang ACWG di Badung, Bali, layak diapresiasi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News