Ini Alasan Disdikpora Tak Lagi Beri Keistimewan SMA-SMK Bali Mandara, Ternyata
bali.jpnn.com, DENPASAR - Penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk tahun pelajaran 2022/2023 di SMA/SMK mulai bergulir.
Yang menjadi polemik adalah PPDB SMA dan SMKN Bali Mandara yang selama ini identik untuk siswa dengan kemampuan akademik pas-pasan dari kalangan tidak mampu alias miskin.
Polemik muncul setelah Gubernur Wayan Koster memastikan PPDB untuk SMA Bali Mandara akan disamakan dengan SMA negeri lainnya di Pulau Dewata.
Meski mendapat penolakan dari para calon siswa, orang tua, pengamat pendidikan hingga legislatif, Gubernur Koster tetap pada keputusannya.
"SMA dan SMK Bali Mandara mulai PPDB tahun ini, sistem penerimaan siswanya sama dengan sekolah yang lainnya, secara reguler dan secara online," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa.
Menurut Boy Jayawibawa, keputusan menyamakan sistem pembelajaran di SMAN Bali Mandara dengan sekolah lainnya karena berdasarkan hasil evaluasi masih banyak anak-anak di luar sekolah itu yang kurang mampu dan pemerintah wajib hadir.
"Iya kalau siswa miskin beruntung bisa bersekolah di sekolah tersebut (SMAN dan SMKN Bali Mandara) mendapat berbagai fasilitas.
Namun, anak-anak miskin lain yang tidak beruntung kan kasihan. Jadi, di sinilah kita wajib hadir," ucap Boy Jayawibawa.
Ini alasan Disdikpora Bali tidak lagi memberi keistimewan kepada SMA-SMK Bali Mandara yang menjadi sekolah unggulan di Pulau Dewata, ternyata
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News