Ribuan Burung Pipit Bergelimpangan di Kuburan Pering, Ini Temuan BKSDA Bali
Dan, paginya bangkai burung berserakan di kuburan Pering.
“Jadi bukan akibat (matinya burung pipit) lokasinya di makam," kata Sulistyo Widodo.
Sulistyo Widodo mengatakan, kemungkinan kedua, tertular penyakit tertentu.
Menurutnya, burung pipit hidup berkoloni dalam jumlah besar, maka penularannya akan cepat.
Sehingga angka kematiannya juga dalam jumlah besar.
Penyebab ketiga diduga akibat ada perubahan drastis iklim.
Sulistyo Widodo lantas mencontohkan matinya ikan koi di kolam terbuka saat hujan pertama kali turun, atau matinya ribuan ikan dalam keramba akibat naiknya (up wheeling) endapan bahan kimia.
Atau cuaca panas dan kemudian tiba tiba turun hujan.
Misalnya saja, cuaca di Bali sedang panas, pada saat burung burung beristirahat malam, tiba-tiba hujan lebat turun, suhu dan kelembaban udara berubah drastis, burung kaget, stres, dan kemudian mati massal.
BKSDA Bali menemukan indikasi ribuan burung pipit yang mati bergelimpangan di kuburan Pering, Blahbatuh, Gianyar lantaran mengonsumsi makanan beracun
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News