Angka Kematian Masih Tinggi, Virolog Unud Sebut Efek Vaksinasi Belum Maksimal
"Efektivitas vaksin ini baru bisa dirasakan setelah tiga pekan pasca vaksinasi dosis kedua," klaim Prof Mahardika dikutip dari Baliexpress.id.
Menurutnya, Bali menggenjot vaksinasi ketika trend kasus penyebaran covid-19 tingkat nasional sangat tinggi, diikuti dengan masih tingginya mobilitas manusia dari Pulau Jawa ke Bali selama periode bulan April-awal Juni 2021.
“Ledakan kasus covid-19 yang terjadi sejak 17 Juni 2021 sampai saat ini adalah efek dari aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sebelum bulan Juni 2021,” ujarnya.
Ironisnya, aktivitas vaksinasi yang seharusnya jadi solusi untuk mencegah penularan covid-19 dan menekan angka fatalitas, justru menjadi klaster penularan baru.
Munculnya klaster ini menyebabkan angka kematian di Bali masih tinggi sampai saat ini.
"Kalau Anda ingat, vaksinasi yang dilakukan Pemprov Bali pada periode April hingga awal Juni menciptakan kerumunan baru.
Sedang pada periode tersebut, kasus secara nasional sedang tinggi-tingginya, sehingga potensi penularan pada klaster vaksin ini sangat tinggi," katanya.
Di luar itu, aktivitas keagamaan di Bali sangat tinggi.
Angka kematian akibat covid-19 di Bali tergolong masih tinggi. Ahli virologi FH Unud menyebut, kondisi ini terjadi lantaran efek vaksinasi belum maksimal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News