Tiru Bandara Ngurah Rai Bali, Ini Catatan Penting Dalam Membangun Infrastruktur di Indonesia

Berkaitan dengan poin tersebut, harus juga dilakukan pelatihan peyelenggaraan drill atau simulasi evakuasi terkait dengan respon informasi gempa dan tsunami secara cepat dan tepat.
Idealnya, kata dia, pembangunan berbagai fasilitas publik diarahkan di wilayah yang aman dari bencana untuk menghindari korban jiwa dan kerugian.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Bandara Ngurah Rai, Dwikorita juga memastikan seluruh peralatan observasi cuaca penunjang keselamatan penerbangan dalam keadaan baik.
Data-data cuaca, seperti kecepatan dan arah angin, curah hujan, tekanan udara, jarak pandang, tinggi dasar awan dan sebagainya yang dikeluarkan BMKG sangat penting dalam membuat rencana penerbangan (flight plan) serta untuk lepas landas pesawat.
Data tersebut berperan penting dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Dwikorita meninjau kesiapan alat pengamatan Automated Weather Observing System (AWOS) yang berada di ujung landasan Bandara Ngurah Rai.
AWOS tersebut dilengkapi sejumlah sensor seperti sensor suhu dan kelembaban, sensor tekanan, sensor curah hujan, sensor arah dan kecepatan angin, dan sensor radiasi matahari.
“Tidak lama lagi KTT G20 akan dilangsungkan di Bali, Oktober mendatang. BMKG pun telah melakukan berbagai persiapan, karena bandara ini selama penyelenggaraan akan sangat sibuk. Semua alat terus dicek guna memastikan berjalan prima guna menghasilkan data yang akurat, cepat, dan tepat,” ujar dia. (antara/ket/JPNN)
Tiru antisipasi bencana di Bandara Ngurah Rai Bali, ini catatan penting dari BMKG dalam membangun infrastruktur di Indonesia
Redaktur & Reporter : Ni Ketut Efrata Fransiska
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News