Sejarah Mencatat Prabowo Selalu Kalah di 2 Lumbung Suara Pilpres, Ini Solusinya
bali.jpnn.com, JAKARTA - Sejarah mencatat dalam dua kali pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, calon presiden (capres) Prabowo Subianto selalu kalah di dua lumbung suara pemilihan umum (pemilu).
Prabowo Subianto tidak pernah berhasil mengambil dukungan penuh di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
Dua provinsi itu selama ini menjadi basis nasionalis dan religius, persisnya menjadi rebutan antara PDI Perjuangan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca Juga:
Oleh karena PDIP sudah mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres, alternatifnya adalah menggaet suara dari pemilih PKB.
Kader PKB layak menjadi pasangan cawapres Prabowo Subianto.
Menurut Peneliti Paramadina Public Policy Institute Muhamad Iksan, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar merupakan pasangan capres dan cawapres yang bisa saling melengkapi dalam memperkuat elektabilitas.
"Kombinasi keduanya saling melengkapi dari sisi dukungan electoral,” ujar Muhamad Iksan.
Menurut Iksan, konsistensi Muhaimin Iskandar dalam merawat mesin politik PKB mampu memiliki basis suara yang kuat di Jawa Timur.
Sejarah mencatat Prabowo Subianto selalu kalah di 2 lumbung suara Pilpres 2014 dan 2019, ini solusinya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News