Pelajar SMA dan SMK di NTT Mulai Belajar Tatap Muka Terbatas, Ini Skenario Disdik
bali.jpnn.com, KUPANG - Pelajar SMA/SMK di sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menjalani kegiatan belajar tatap muka terbatas di tengah melandainya kasus covid-19.
Meski pembelajaran tatap muka (PTM) telah berlangsung, Dinas Pendidikan dan Kebudyaan (Disdik) NTT menyiapkan skenario agar sekolah di NTT tidak menjadi klaster penyebaran covid-19.
Mulai skenario pembatasan durasi waktu, jumlah siswa, dan penyederhanaan kurikulum.
"Jadi, setiap guru melayani siswa untuk belajar tatap muka itu hanya sekitar 5-8 orang secara bertahap hingga memenuhi setiap rombongan belajar dengan tetap menerapkan prokes
yang ketat," kata Kadisdikbud NTT Linus Lusi.
Menurutnya, untuk pelaksanaan pembatasan diserahkan sepenuhnya kepada manajemen sekolah dengan memperhatikan rambu-rambu yang ditegaskan secara tertulis maupun lisan yang disampaikan kepada para kepala sekolah.
"Dengan demikian anak-anak bisa menjalani kegiatan belajar mengajar dengan baik karena tanpa keberanian untuk melakukan ini maka anak-anak mengalami "learning loss" seperti yang dikhawatirkan bersama," ujar Linus Lusi.
Menurut Linus Lusi, dari 22 kabupaten/kota di NTT, hanya SMA/SMK di daerah yang menjalani program Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang masih menjalani kegiatan belajar mengajar dalam jaringan (daring).
Melandainya kasus covid-19 di Provinsi berdampak pada dunia pendidikan. Pelajar SMA dan SMK mulai diperbolehkan belajar tatap muka. Skenario pun disiapkan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News