Di Balik Kebijakan Buka Mal dan Objek Wisata: Sosiolog Unud Ingatkan Dampak Revenge Travel

Minggu, 12 September 2021 – 08:54 WIB
Di Balik Kebijakan Buka Mal dan Objek Wisata: Sosiolog Unud Ingatkan Dampak Revenge Travel - JPNN.com Bali
Sosiolog Universitas Udayana (Unud), Wahyu Budi Nugroho. Foto: Antara/Ayu Khania Pranishita

Generasi milenial menganggap seolah keutuhan dan keparipurnaan diri hanya dapat diperoleh lewat melakukan sebanyak-banyaknya perjalanan,

mengalami beragam pengalaman, serta menjumpai banyak orang dengan beragam latar belakang.

Tidak heran, generasi milenial lekat dengan aktivitas trevelling.

Bahkan, berbagai penelitian turut menyebutkan jika mereka lebih memilih membelanjakan uangnya untuk travelling dibandingkan untuk membeli rumah.

Menurut Wahyu Budi Nugroho, dari sisi peluang, tentu ini akan sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi. Para pelaku pariwisata lokal yang sudah lama kehilangan pemasukan selama

masa pandemi, menerima limpahan para wisatawan.

Harga-harga kamar hotel pun juga akan kembali naik jika fenomena ini terjadi.

“Kondisi ini bisa memicu kerumunan dan berpotensi menciptakan gelombang ketiga Covid-19. Ini yang harus diwaspadai,” bebernya.

Kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster membuka mal dan objek wisata diprediksi memicu munculnya fenomena revenge travel. Apa itu?
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News