Mengulik Gebug Ende: Tradisi Masyarakat Karangasem Memohon Hujan, Sakral

Namun, karena yang ditampilkan dalam Jantra Tradisi Bali untuk pementasan, sehingga setiap peserta dengan pasangannya telah disiapkan.
Selain itu juga ditambah dengan penampilan para penari perempuan untuk membawakan prosesi persembahyangan.
Untuk aturan permainan Gebug Ende, kata Nisma, tidak boleh memukul dari bagian pinggang ke bawah, tetapi yang diperbolehkan dari pinggang ke atas.
"Melalui acara ini, kami juga ingin mengenalkan Gebug Ende sebagai permainan sekaligus olahraga tradisional," katanya.
Tak hanya untuk kepentingan memohon hujan, tradisi Gebug Ende juga kerap dipertontonkan saat perayaan HUT Kemerdekaan RI. (antara/lia/jpnn)
Mengulik Ritual Gebug Ende: Tradisi masyarakat Desa Seraya, Karangasem, Bali, untuk memohon hujan kepada Ida Hyang Widhi Wasa, sakral
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News