BKSDA Lepasliarkan 40 Tukik di Sanur, Tatanan Pantai Buat Penyu Kabur
bali.jpnn.com, DENPASAR - Dalam rangka menjaga konservasi alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali bersama Dharma Wanita Persatuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepasliarkan puluhan ekor tukik.
Dilakukan di Pantai Sanur, Denpasar, dua jenis yang dilepaskan adalah penyu sisik dan penyu lekang.
"Ada 40 ekor penyu yang dilepaskan, terdiri dari dua jenis yaitu pertama jenis Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) sebanyak 29 ekor masing masing berumur dua hari 10 ekor, berumur tiga bulan sembilan ekor dan berumur lima bulan 10 ekor. Jenis kedua adalah jenis Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) berumur 13 hari 11 ekor,” kata Kepala BKSDA Bali R. Agus Budi Santosa dalam siaran persnya di Denpasar, Kamis (20/1).
Ia mengatakan semakin tua usia penyu maka semakin besar dorongan untuk bertahan.
Namun, di sisi lain biaya pakan juga terlalu besar kalau ditahan terlalu lama.
"Karena kita ingin Pulau Bali ini kembali seperti 20-30 tahun yang lalu menjadi surganya untuk penyu bertelur. Sekarang ini kan mulai banyak aktivitas yang memanfaatkan garis pantai sehingga penyu sekarang juga mulai enggan untuk bertelur,"
Hal tersebut kerap menjadi masalah karena lokasi penyu di pantai disertai lampu.
"Padahal kalau penyunya tidak gelap kan tidak mau datang bertelur. Selain itu, suara nyaring, bising, juga penyu tidak mau," katanya.
BKSDA Bali melepasliarkan 40 tukik di Sanur, ternyata tatanan pantai membuat penyu enggan mendekat alias kabur
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News