BEM Unud Kukuh Tolak Militer Masuk Kampus, Mabes TNI Blak-blakan

"Dari semua klausul, kita merasa Universitas Udayana dijadikan sebagai pelaksana, bukan penerima manfaat.
Oleh karena itu, di luar dari substansi bela negara, karpet merah untuk Kodam dan hal-hal lain ini sungguh merugikan Universitas Udayana," kata I Wayan Arma Surya Darmaputra dilansir dari Antara.
Ketua BEM mengatakan perjanjian ini akan dibatalkan melalui usulan pembatalan dari pihak pertama yakni Universitas Udayana dengan batas waktu satu kali dalam tujuh hari ke depan.
"Apabila dalam jangka waktu tujuh hari belum diajukan surat pembatalan kepada Kodam Udayana, BEM akan melakukan perlawanan secara litigasi maupun non-litigasi," ucapnya.
Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan kerja sama yang dijalin antara TNI dan Universitas Udayana hanya bergerak di bidang penguatan pengetahuan nilai-nilai kebangsaan.
Mabes TNI tidak berniat untuk masuk lebih jauh hingga mencoba menyebarkan doktrin militer kepada mahasiswa.
Kapuspen TNI mengeklaim, kerja sama itu umumnya terjadi lantaran ada permintaan dari pihak kampus, bukan inisiatif dari TNI.
"Pasti ada pertimbangan dari rektorat, kenapa meminta TNI untuk masuk dalam rangka pembinaan mahasiswanya?
Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan kerja sama yang dijalin antara TNI dan Universitas Udayana hanya bergerak di bidang nilai-nilai kebangsaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News