Penyebab Longsor Mematikan di Denpasar Terungkap, Badan Geologi Sebut Bekas Tuf & Lahar
Berdasarkan peta geologi lembar Bali, batuan penyusun di lokasi bencana tersebut termasuk dalam satuan batuan gunung api kelompok Buyan-Beratan dan Batur (Qpbb) yang terdiri dari tuf dan lahar.
Menurut Muhammad Wafid, di lokasi bencana, tidak terdapat struktur geologi berupa sesar, lipatan maupun kelurusan di sekitar lokasi gerakan tanah.
Lokasi bencana berada pada elevasi antara 45-50 meter di atas permukaan laut.
Secara umum di Desa Ubung Kaja merupakan daerah dataran dan daerah setempat memiliki kemiringan lereng curam di sekitar lembah sungai.
Karena hujan deras intensitas tinggi yang turun sebelum terjadinya bencana, gerakan tanah juga terjadi akibat kemiringan lereng yang curam.
Sifat tanah pelapukan vulkanik yang sarang dan mudah luruh serta pembangunan tembok penahan yang tidak sesuai kaidah teknis, ikut jadi pemicu terjadinya longsor.
Badan Geologi memberikan sejumlah rekomendasi sebagai antisipasi agar tidak terjadi bencana tanah longsor.
D antaranya tidak menebang pohon besar sembarangan, memotong lereng tidak sesuai kaidah geologi teknik dan membuat dinding penahan lereng hingga ke batuan dasar.
Menurut kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, hujan dengan intensitas tinggi memicu tanah longsor dan menewaskan lima orang korban
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News