IICC 2024: Kanker Payudara di Indonesia Mengkhawatirkan, Deteksi Dini Jadi Solusi
Berdasar data Globocan 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 pasien atau sekitar 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Namun, hanya lima persen perempuan Indonesia yang mengetahui pemeriksaan dini kanker payudara, seperti dengan metode ultrasonografi (USG) maupun mamografi.
Kementerian Kesehatan telah merilis tiga pilar strategi nasional penanggulangan kanker payudara di Indonesia, yakni melalui promosi Kesehatan, deteksi dini dan tata laksana kasus.
Pada pilar deteksi dini, Kemenkes menargetkan 80 persen perempuan usia 30 -50 melakukan pemeriksaan payudara dan 40 persen kasus didiagnosis pada level 1 dan 2 serta 90 hari mendapatkan pengobatan.
“Tenaga Kesehatan perlu meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam melakukan deteksi dini maupun penanganan pasien kanker payudara.
Termasuk mengoperasikan teknologi yang digunakan.
Jadi, dengan bekal transfer knowledge dan adaptasi terhadap teknologi, saya optimistis kasus kanker di Indonesia bisa menurun,” ucap dokter Tati.
Menurut Prof Dr dr Soehartati A. Gondhowiardjo, Indonesia menjadi negara penyumbang kasus kanker payudara tertinggi di dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News