Intrusi Air Laut di Kawasan Sanur dan Kuta Sudah Parah, Bali Selatan Terancam
bali.jpnn.com, DENPASAR - Direktur Eksekutif Yayasan IDEP Selaras Alam Muchamad Awal mengatakan Provinsi Bali saat ini sedang menghadapi tantangan serius terkait air bersih.
Kondisi ini diperparah oleh perubahan iklim dan pertumbuhan industri pariwisata yang kian tidak terkendali, Bali Selatan, misalnya.
Menurut Muchamad Awal, pembangunan yang pesat ini memberi dampak positif bagi perekonomian, tetapi juga memicu masalah kelangkaan dan penurunan kualitas air bersih.
“Dampaknya, penggunaan air di Bali telah melebihi kapasitas siklus hidrologi.
Intrusi air laut bahkan telah terjadi di beberapa daerah wisata utama seperti Sanur dan Kuta sejauh tiga kilometer dari bibir pantai,” ujar Muchamad Awal di Denpasar, Senin (22/7).
Berdasar data Walhi Bali, di daerah Kerobokan dan Uma Alas, terdapat lebih dari 1.000 vila yang semuanya memiliki kolam renang, menandakan ada lebih dari 1000 sumur bor.
Di Denpasar, terdapat 1.088 sumur bor berizin dengan volume pengambilan air tanah sekitar 4.183.452 m3 pada November 2010.
Jika ditambahkan dengan pengambilan air oleh PDAM Denpasar, total eksplorasi air tanah mencapai sekitar 59.602.326 m3 per tahun.
Intrusi air laut bahkan telah terjadi di beberapa daerah wisata utama seperti Sanur dan Kuta sejauh tiga kilometer dari bibir pantai
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News