Intrusi Air Laut di Kawasan Sanur dan Kuta Sudah Parah, Bali Selatan Terancam
Walhi Bali juga mengungkap terjadinya penurunan muka air tanah di cekungan Denpasar-Tabanan tercatat sebesar 1,4 – 29,2 meter dalam kurun waktu 1985 – 2004.
Krisis air ini diperparah oleh distribusi air yang tidak merata dan kecenderungan privatisasi air yang menciptakan ketidakadilan dalam akses air bersih antara masyarakat lokal dan industri pariwisata.
“Hal ini harus segera dicarikan solusi.
Salah satunya adalah menampung air hujan, menambah sumur resapan dan biopori di Bali selatan,” kata Muchamad Awal.
Yayasan IDEP Selaras Alam melalui program Bali Water Protection (BWP) berupaya memperkuat manajemen sumber daya air di Provinsi Bali.
Program ini fokus pada pembangunan infrastruktur fisik seperti sumur resapan untuk meningkatkan penyerapan air hujan ke dalam tanah, serta melakukan kampanye edukasi terkait isu air.
Selama enam tahun terakhir, BWP telah membangun 62 sumur imbuhan di berbagai lokasi strategis di Bali yang berkolaborasi dengan Politeknik Negeri Bali.
“Isu air ini sangat kompleks, butuh peran serta banyak pihak untuk mengatasi masalah ini,” tuturnya. (lia/JPNN)
Intrusi air laut bahkan telah terjadi di beberapa daerah wisata utama seperti Sanur dan Kuta sejauh tiga kilometer dari bibir pantai
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News