Pura Ponjok Batu Tejakula Gelar Tawur Agung Setelah 30 Tahun, Kaya Nilai Spiritual
“Inti dari ritual ini adalah mentransformasikan energi negatif menjadi positif, seperti yang dilambangkan dalam Wisuda Bumi Yamaraja,” ujar Ida Pandhita Nabe Dharma Putra Yoga Daksa Manuabe dilansir dari laman Pemkab Buleleng.
Baca Juga:
Menurutnya, proses wisuda bumi mencakup pembentukan area dan transformasi dari buta, kala dan menjadi dewa.
Ritual ini juga melibatkan konsep membangun periangan dan kayangan betara-betari yang beristana di area ini.
Setelah itu, dilakukan pemelaspas dan memukah, serta melibatkan upacara-upacara spiritual seperti melasti.
"Tujuan dari mekiis atau melasti ini adalah untuk menghanyutkan sarning mala dan papa klesa yang ada di tempat ini," katanya.
Ritual selanjutnya adalah ngamet sarning merta di tengah segara samudera, diikuti dengan ngenteg linggih.
Tujuan ritual untuk mepeselang, mepedanan, mepergerayungan, dan nyenuk ngebat daun puput.
"Semua tahapan ini mencerminkan konsep dari Tawur Agung Wrespati Kalpa, yang bertujuan untuk menstanakan betara-betara dan dewata-dewata yang ada di sini," tuturnya. (lia/JPNN)
Pura Ponjok Batu di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali kembali menggelar upacara Tawur Agung Wrespati Kalpa setelah 30 tahun menanti.
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News