Pasar Industri Film Besar, Bali Merasakan Dampak Eat, Pray and Love
bali.jpnn.com, DENPASAR - Pelaku usaha ekonomi kreatif yang tergabung di Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bali Agus Maha Usadha merasakan dampak besar produksi film Eat, Pray, Love pada 2010 silam.
Di ajang Bali Film Forum (BFF) serangkaian Bali International Film Festival (Balinale) 2024, Agus Maha Usadha mengatakan film yang dibintangi Julia Roberts dan Javier Bardem, memberikan pengaruh positif bagi Bali.
“14 tahun berlalu, tetapi film Eat, Pray, Love masih memberikan pengaruh positif bagi destinasi-destinasi wisata di Bali. Luar biasa.
Sangat disayangkan film Ticket to Paradise (2022) yang bercerita tentang Bali, tetapi justru mengambil lokasi produksi di luar,” kata Agus Maha Usadha di Hotel Intercontinental Sanur.
Agus berpendapat industri kreatif Indonesia harus mampu memperbesar skala industri perfilman dengan merebut potensi pasar lokal maupun global.
Berdasar data Price Water House dan LPEM Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia pada 2022, pendapatan industri perfilman mencapai Rp 90 triliun.
Angka ini merupakan multiplier yang mencakup sektor film, musik, animasi, fotografi.
Mantan Dubes Selandia Baru Tantowi Yahya bercerita bagaimana New Zealand membangun studio digital visual efek WETA Digital.
Pasar industri film besar, berdasar data Price Water House dan LPEM FE Universitas Indonesia tembus Rp 90 triliun, Bali merasakan dampak Eat, Pray and Love
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News